Car Free Day
Kegiatan hari bebas kendaraan bermotor (car free
day) telah menjadi tren yang dilaksanakan pada kota-kota di wilayah Indonesia.
Car Free Day diinspirasi oleh kesadaran akan menipisnya cadangan sumber daya
alam, khususnya minyak bumi serta meningkatnya emisi gas rumah kaca yang
menyebabkan pemanasan global. Car Free Day ini yang diadopsi dan dilaksanakan
di Kota Purwodadi sejak tahun 2009. Dasar pelaksanaan car free day adalah
sebagai kegiatan penunjang dalam rangka penilaian Adipura.
Kegiatan ini dipandang memiliki nilai tambah
dalam mendukung Kota Purwodadi dalam pelaksanaan penilaian Adipura setiap
tahunnya. Awalnya kegiatan hari bebas kendaraan bermotor diprakarsai oleh Badan
Lingkungan Hidup Kabupaten Grobogan bekerjasama dengan beberapa instansi
terkait seperti Disporabudpar, Satpol PP, Dishubkominfo dan didukung oleh
partisipasi beberapa pengusaha. Pertama kali, Car Free Day dilaksanakan di
depan swalayan Luwes dengan menampilkan senam misal yang dipandu oleh
instruktur dari Disporabudpar dan performance art kesenian local dari Kradenan.
Kegiatan hari bebas kendaraan bermotor yang
diselenggarakan pada tanggal 17 Juli 2011 bisa disebut menjadi kegiatan paling
semarak dan ramai diikuti oleh masyarakat umum. Badan Lingkungan Hidup Kabupaten
Grobogan bekerjasama dengan Radar Kudus (Jawa Pos Grup), CIMB Niaga sebagai
sponsor utama, yang didukung oleh sponsor tambahan dari Gapensi Kab Grobogan,
BKK Purwodadi, Bank Jateng, Dokter Djoko, Laksana Grup. Car Free Day kali ini
mengambil kegiatan senam massal “ Waton Obah” dengan menyediakan hadiah utama 1
(satu) sepeda motor, beberapa sepeda gunung, dispenser, seterika listrik, alat
pelubang biopori, bibit tanaman kelapa dan mangga, dan bingkisan menarik
lainnya.
Car Free Day pada tanggal 17 Juli 2011 dibuka
oleh Wakil Bupati Grobogan Bapak Icek Baskoro yang juga berkenan memberi kata
sambutan serta mengundi pemenang hadiah utama. Dalam sambutannya, Wakil Bupati
berpesan agar masyarakat tetap antusias mengikuti Car Free Day sebagai sarana
olahraga dan hiburan yang menyenangkan dan menyehatkan.
Beberapa kendala yang dihadapi dalam
penyelenggaraan Car Free Day antara lain kurangnya kesadaran pengguna kendaraan
bermotor untuk menghormati acara Car Free Day. Hal ini terbukti dengan masih
adanya pengendara kendaraan yang melewati ruas jalan R. Soeprapto yang menjadi
tempat pelaksanaan Car Free Day, kurangnya koordinasi antara pihak Kepolisian,
Satpol PP, dan Dishub yang bertanggung jawab atas penutupan jalan, kurangnya
partisipasi UKM lokal dalam menampilkan produk-produk unggulannya. Adanya event
Car Free Day sebaiknya dapat dimanfaatkan sebagai ajang promosi untuk lebih
mengenalkan produk asli Grobogan agar lebih diterima oleh masyarakat, belum
adanya performance art yang ditampilkan oleh pelaku seni lokal, selain hiburan
yang ditampilkan oleh sponsor dan penyelenggara.
Penyelenggaraan Car Free Day masih akan
dievaluasi dan diperbaiki kelemahannya di masa mendatang. Beberapa hal yang
diharapkan dapat muncul dari event Car Free Day adalah Car Free Day diharapkan
lebih rapi dan tertib, dengan demikian tidak ada pengendara kendaraan bermotor
dan mobil yang menerobos ruas jalan yang digunakan untuk Car Free Day selama
masih berjalannya acara tersebut, Car Free Day menjadi ajang bagi Usaha Kecil
dan Menengah (UKM) local di Kabupaten Grobogan untuk mempromosikan
produk-produknya agar lebih dikenal masyarakat, Adanya pentas seni dari
kelompok seni dan budaya yang ada di masyarakat sehingga lebih membuat suasana
Car Free Day lebih hidup dan semarak, Jika memang dirasakan lebih bermanfaat,
maka frekuensi kegiatan Car Free Day bisa ditingkatkan menjadi setiap hari
minggu.
Dengan demikian event Car Free Day dapat menjadi
ikon pengembangan olahraga, seni, dan usaha kecil menengah di Kabupaten
Grobogan agar lebih meningkat baik dari sis i kualitas dan kuantitasnya.
Sumber : Gema Bersemi Edisi 03 Tahun 2011